PEMERINTAH Italia rupanya harus memasang mata lebih ketat untuk Dolce & Gabbana. Pasalnya, musim ini, brand tersebut berencana mengeluarkan kampanye iklan kontroversial. "Kampanye iklan kami musim ini bakal menggambarkan seorang pria yang tengah berdoa dengan berlutut," ujar Domenico Dolce dan Stefano Gabbana dalam sebuah wawancara dengan koran Italia, La Stampa."Kami yakin, kali ini pemerintah pun akan menganggap kampanye iklan kami kontroversial karena menyinggung agama," sebut Dolce. Padahal, menurut Dolce, kampanye iklan yang dikerjakan fotografer Steven Klein tersebut merupakan esensi film The Leopard yang menceritakan runtuhnya kejayaan keluarga mafia Sisilia. Dalam foto tersebut, Dolce mengatakan, terdapat nuansa gaya Baroque yang kental, yang merupakan bagian dari sejarah Italia. "Seharusnya mereka (pemerintah) bisa melihat jauh di balik foto tersebut, ada nilai sejarah yang tertera di sana, sejarah yang kini hampir terlupakan," timpal Gabbana.Pada tahun 2007, Dolce & Gabbana pernah dipaksa menarik seluruh kampanye iklan mereka di Spanyol dengan alasan foto-foto dalam iklan tersebut merendahkan harkat dan martabat perempuan. Rumah mode Italia ini juga harus menarik kampanye iklan mereka di Italia, yang memperlihatkan pria bertelanjang dada sedang memegang pergelangan tangan wanita yang terbaring di lantai, sementara pria lain melihat dengan pandangan acuh. Gambar tersebut memicu kritik dari kelompok pembela hak asasi manusia Amnesty International dan kelompok feminis lokal di Italia. Kendati demikian, Dolce & Gabbana tetap yakin bahwa mereka akan tetap mampu bertahan di tengah krisis global, meskipun iklan mereka banyak diprotes. "Kami tidak merasa bersalah dengan mengeluarkan kampanye iklan yang menurut kami seksi dan mewakili citra brand. Lewat iklan tersebut kami berusaha menawarkan mimpi dan karya kreatif kami," cetus Dolce.Gabbana mengatakan, pihaknya memang sengaja membuat kampanye iklan yang menarik dan berbeda. "Di industri ini, keunikan adalah nilai jual yang tinggi. Kami berusaha membuat sesuatu yang tidak mudah ditiru sehingga pada akhirnya harga produk kami memang lebih tinggi. Lagi pula tidak semua barang bisa dimiliki semua orang," paparnya
0 komentar:
Posting Komentar